Friday, March 04, 2011

In Singapore, they PAINTED Flyovers & Bridges!!!

Kesempatan libur dua hari di Singapura, bener-bener kunjungan tak terkait kerjaan.

Dan ternyata beban pikiran yang sirna menghasilkan persepsi berbeda. Tanpa urusan kerjaan menyesaki kepala, ternyata banyak detail-detail menarik memasuki alam kesadaran.

Salah satunya: detail remeh namun bermakna 'dalam'.

Di Singapur, jembatan ataupun flyover (jalan layang) bagian bawahnya ternyata di cat!

Apa yang istimewa? Justru kesadaran ini yang menohok gue sebagai orang Jakarta. Di Jakarta, kau tak akan pernah melihat perlakuan seperti itu. Well, yeah, ada beberapa underpass yang dihias dengan batu alam ataupun ornamen. Tapi sebagian besar dibiarkan berupa beton telanjang, yang dibiarkan apa adanya, kalau tidak digambari mural, atau divandalisi, atau dibiarkan berlumut.

Dibiarkan, intinya. Atau dalam kata lain: ditelantarkan setelah dibangun.

Sungguh berbeda persepsi dan visi, dalam mempengaruhi hasil. Pemerintah Singapur punya visi pembangunan yang kuat dan jauh ke masa depan, dimulai dari lima puluh tahunan yang lalu. Dan sekarang penduduknya menkmati hasilnya, sementara penduduk Jakarta seperti saya harus bayar mahal untuk sekedar menikmati konsep: Kota yang di Atur.

Dari hasil yang terlihat, pemerintah kita jelas tidak punya visi, bahkan yang kabur-kabur-berkabut sekalipun. Jadilah Jakarta sebagaimana sekarang ini, awut-awutan bagai rambut gelandangan, bau seperti aroma tubuh gembel, hanya cantik di area-area tertentu seperti bencong dibedakin.

Kasar? Sorry, mungkin aku lagi sensi gara-gara melihat kejomplangan ini.

Tapi kalau you bisa tetap kalem tak berpanas hati setelah dihadapkan pada perbandingan Bumi-Langit macam itu (padahal harusnya negeri kita jauh lebih kaya langit-dan-bumi dibanding negara pulau kecil itu!). Saya kuatir yang salah ada di batin you.

Salam,

FA Pur

3 comments:

Dewi Putri Kirana said...

Hmm, kalo menurutku, pemerintah Indonesia nggak ngecat jalan layang atau jembatan, soalnya pasti dicoret-coret lagi ama orang.

Udah digambarin mural aja masih dicoretin kok.

Orang Indonesia tea (nggak ngerasa kalo diri sendiri termasuk XD )

Tapi baidewei, aku lebih suka kalo jalan layang atau jembatan digambarin pake mural, daripada dicat doang (kayak tembok jalan Siliwangi di Bandung dan tiang-tiang jalan tol Cawang-Tanjung Priok), soalnya lebih berkesan kreatif :P

FA Purawan said...

Hi Dew, point gue sebenarnya adalah kesungguhan orang (baca: pemerintah, dong) singapur ngerawat kotanya.

Mereka nggak akan ngebiarin debu setitikpun mengotori wajah kota mereka. Persis lah kayak kalo kita gak mau ruang tamu kita ga disapu atau dipel, atau ngebiarin balita corat coret tembok.

Mural di jembatan tol, gue gak anti. Tapi coba geser dikit. Leleran bekas air dan lumut menghitam, talang bocor atau pecah, debu jalanan dengan ketebalan lima sentimeter...

Sebenarnya yang lebih parah bukan hal hal lahir itu, tapi yg batin... Bahwa pihak yang diserahi mandat untuk ngrawat kota sama sekali ga menunjukkan kepekaan bahwa wajahnya blecetan gak beres... Hehehe.

Dewi Putri Kirana said...

Owh, ya, kalo emang dilihat dari sisi "perawatan" aku setuju banget Om.

Kayaknya soal maintenance ini, Indonesia (hampir semua orang, baik itu pemerintah maupun rakyat) emang masih kurang banget kepeduliannya. Mungkin karena nggak ngerasa kalo barang/fasilitas itu adalah punya mereka juga?

Seperti yang Om bilang, kita nggak mungkin biarin ruang tamu kita belepotan, karena kita ngerasa ruang tamu itu adalah bagian dari rumah kita, alias milik kita. Nah, kalo kita numpang di rumah orang, terus dindingnya belepotan, apa kita bakal segitu pedulinya? Kayaknya nggak deh, hehehe.